Agustus 19, 2009

Perjalanan Hidup yang Berbahagia


Saudara - saudara yang terkasih di dalam Tuhan, pernahkah saudara berpikir untuk tujuan apa perjalanan hidup saudara di dunia ini?
Apakah kita hidup di dunia ini hanya untuk belajar dan bekerja, lalu mencari nafkah, menikah, menjadi tua, dan akhirnya meninggal dunia..? Yah, memang seperti itulah kehidupan kita di zaman ini. Namun saudara-saudara yang terkasih, pernahkah saudara berpikir apakah dengan tercapainya tujuan hidup seperti itu, saudara akan menjadi orang yang berbahagia? Apakah dengan mempunyai uang yang banyak, saudara pasti akan menjadi orang yang berbahagia? Apakah dengan menjadi orang yang terkenal, maka saudara pasti akan memperoleh kebahagiaan?

Lihatlah apa yang terjadi disekitar kita, banyak orang yang kaya raya, namun hidupnya tidak tenang karena senantiasa diancam bahaya dan rasa takut akan hilangnya harta benda miliknya. Banyak juga keturunan orang kaya yang akhirnya saling membunuh sesama saudara hanya demi memperebutkan harta warisan. Elvis Presley, raja rock n roll yang begitu terkenal akhirnya meninggal akibat overdosis obat-obat candu yang digunakan olehnya. Kesimpulannya saudara-saudara, kekayaan dan ketenaran tidaklah menjadi jaminan kebahagiaan hidup kita ini.

Lalu pertanyaannya saudara-saudara, apakah jaminan hidup kebahagiaan yang harus kita cari? Hanya satu saudara-saudara, hanya Dia-lah yang bisa memberikan sukacita, kebahagiaan, dan jaminan hidup bagi kita, manusia yang hina ini. Dialah Yesus Kristus, Tuhan yang berinkarnasi menjadi manusia, Tuhan yang rela untuk menjadi sama dengan ciptaan, menderita di dunia, disiksa, dianiaya, dan disalibkan hanya dengan satu tujuan, yaitu menyelamatkan kita yang seharusnya binasa dalam api neraka.
Yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah maukah kita menerima Dia dan sungguh-sungguh percaya kepada-Nya?

Saudara-saudara, perjalanan hidup ini sangatlah rumit, dan cobaan yang datang tidak terduga. Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di esok hari, dan masalah apa yang akan datang menghadang kita. Sebuah pepatah Cina mengatakan bahwa hidup kita ini seperti bermain catur, kita tidak akan tahu apakah langkah kita itu benar atau salah sebelum permainan catur berakhir. Demikian jugalah hidup kita ini, jika kita tidak mempunyai Tuhan yang bisa menjamin hidup kita, maka hidup kita akan seperti kata pepatah Cina tadi, hidup kita akan terombang-ambing, dan penuh ketidakpastian. Akibatnya kita akan merasa lelah dalam menjalani hidup kita, dan akhirnya kehilangan kebahagiaan dan sukacita dalam hidup kita.

Saudara-saudara, Tuhan Yesus menyuruh kita untuk terlebih dahulu mencari kerajaan Allah sebelum kita menyibukkan diri kita untuk hal-hal duniawi seperti kekayaan, kekuasaan, dan ketenaran. Mari kita lihat Matius 6 : 33 yang berkata, "Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Pada kesempatan ini juga saya ingin mengingatkan saudara-saudara, dalam Markus 10:15 Yesus berkata,"Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Saudara-saudara yang terkasih, sadarkah saudara apa maksud Yesus diatas?

Seiring dengan bertambahnya usia, seseorang cenderung lupa dan kurang memperhatikan akan apa yang dilakukan oleh anak kecil. Seorang anak kecil yang bangun pagi akan selalu menatap hari pemberian Tuhan dengan optimis dan penuh sukacita. Ia tidak pernah risau akan hari esoknya, dan khawatir akan harta bendanya.Seorang anak kecil tidak akan pernah mengenal kata iri dan dendam, sehingga ia selalu mampu tersenyum ramah kepada semua orang, dan apabila ia mendapat masalah yang tidak mampu diselelaikannya, ia akan menangis, dan meminta bantuan kepada orang tuanya.

Saudara-saudara, sadarkah saudara bahwa saudara juga adalah anak Tuhan? Mengapa kita yang mengaku sebagai anak Tuhan, sering khawatir akan hari esok kita, padahal dalam Matius 6:34, Yesus berkata, "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Mengapa masih banyak orang yang mengatakan bahwa ia sudah lelah dalam hidupnya, dan stress akibat tekanan dari masalah yang dihadapinya? Bukankah kita semua mempunyai Bapa di surga yang sanggup melakukan apa saja? Sudahkah kita pergi mencari dan meminta pertolongannya? Apakah hati kita sudah siap agar kehendak-Nya yang terjadi?

Saudara-saudara, peganglah janji-janji Tuhan dan percayalah kepada-Nya maka saudara akan memperoleh perjalanan hidup yang berbahagia. Mulai saat ini, marilah kita sungguh - sungguh kembali kepada Allah yang benar, Carilah Tuhan Yesus melalui doa, dan tanyakanlah apa yang Dia kehendaki dalam hidup saudara, tetapkan tujuan hidup saudara yang benar, dan berkaryalah bagi-Nya.
Saudara-saudara sekalian, sekali lagi saya katakan bahwa ini adalah perjalanan hidup anda, dan setiap perjalanan tentulah akan berakhir. Nah, akhir seperti apakah yang saudara pilih? Akhir yang bahagia bersama Tuhan selamanya, atau akhir bersama dengan segala kenikmatan duniawi yang sementara, dan akhirnya menderita sengsara selamanya dalam api neraka?
Andalah yang menentukan perjalanan hidup anda. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

Mei 19, 2009

Kasih Pengampunan Tuhan

Di dalam hidup ini, tentu saja kita tidak terlepas dari yang namanya perbuatan dosa.Perbuatan dosa yang kita lakukan akan berakibat pada retaknya hubungan Allah dengan kita. Hal ini telah ditengarai Allah dengan memberikan anakNya yang tunggal disalibkan yaitu Yesus Kristus, untuk menebus dosa - dosa kita karena Allah mau membangun kembali hubungan yang akrab dengan kita.

Namun yang ada, manusia masih terus melakukan dosa yang kembali meruntuhkan hubungan kita dengan Allah. Kita tentunya pernah merasa bersalah karena melakukan dosa. Kita merasa malu, putus asa, dan berujung pada sikap kita yang menjauh dari Allah. Tapi apakah Allah menjauh dari kita?Jawabannya tidak.

Sebagaimana yang tertulis pada Yesaya 44:22 :
"Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepada-Ku, sebab Aku telah menebus engkau."

Saudara - saudara yang seiman, dari ayat alkitab diatas, kita tahu bahwa Allah telah menghapus dosa - dosa kita. Allah adalah Bapa yang baik dan Maha Pengasih. Dia senantiasa menunggu kita dan mengampuni segala dosa - dosa kita asalkan kita mengakui dosa kita dan taat pada-Nya.

Dalam 1 Yohanes 1:9 dikatakan bahwa:
"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."


Allah telah mengampuni kita dan melupakan dosa kita sebagaimana tertulis dalam Ibrani 10:17 :
"dan Aku tidak lagi mengingat dosa - dosa dan kesalahan mereka ."


Jadi saudara - saudara yang dikasihi dalam Yesus Kristus, saat ini marilah kita mengakui semua dosa - dosa kita dan percaya kepada-Nya. Allah pasti mau mengampuni kita. Marilah kita membangun kembali hubungan yang akrab dengan Allah.Allah kita adalah Allah yang luar biasa yang tidak akan meninggalkan kita baik suka maupun duka. Jangan biarkan dosa kita menjadi penghalang kita untuk membina hubungan yang dekat dengan Tuhan. Kiranya tulisan ini dapat menjadi berkat bagi kita semua. Amin.

Ibrani 13:5b :
Karena Allah telah berfirman : "Aku sekali - kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali - kali tidak akan meninggalkan engkau."

-end

Mei 14, 2009

Tentang Persahabatan

‘Setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan’. Hal inilah yang saya katakan pada diri saya sendiri saat perpisahan dengan teman-teman masa SMA saya. Saya masih ingat, malam itu, saya mendapat banyak sekali pesan-pesan perpisahan yang membuat saya hampir menangis ketika saya membacanya.

Dalam kekristenan, tentu saja kita mengenal ada yang namanya persahabatan yang kekal, karena setiap orang percaya pasti mempunyai seorang sahabat sejati di hatinya yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita, yang akan membuat kita semua menjadi satu di dalam Dia.

Roma 12 : 5
Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus, tetapi kita
masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

Kita adalah satu tubuh di dalam Kristus, tetapi setiap dari kita mempunyai kelebihan dan kekurangan kita tersendiri. Oleh sebab itu, janganlah kita menjadi sombong dan lupa diri akan kelebihan kita, sehingga kita memandang rendah sahabat atau teman kita yang agak kurang dalam talenta yang kita miliki. Atau mungkin sebaliknya, pernahkah kita sakit hati karena sahabat kita yang agak keterlaluan? Mampukah kita memaafkan dan melupakan segala kesalahan yang pernah diperbuat olehnya? Mampukah kita menerima segala kekurangan dan kelemahan dari sahabat kita?

Jika Tuhan saja bisa menerima kita yang penuh kekurangan, dan memaafkan segala dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat, mengapa kita tidak mampu memaafkan kesalahan yang diperbuat oleh orang lain kepada kita? Apalagi orang itu adalah teman, alias sahabat kita, tidakkah kita malu kepada Tuhan jika sampai saat ini masih ada orang yang mengaku percaya pada Yesus, tetapi masih bermusuhan dengan temannya?

Amsal 17 : 17
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam
kesukaran

Sebagai sahabat yang baik, hendaklah kita saling mengasihi, saling mendoakan satu sama lain, dan saling menguatkan agar kita lebih tabah dan tetap setia dalam menghadapi segala permasalahan hidup ini. Hidup ini tidak akan indah tanpa sahabat. Pada kesempatan ini, saya ingin mengajak saudara-saudari untuk merenungkan sebuah lagu yang diciptakan oleh Worship Generation dengan judul :
Persahabatan
Raihlah janji yang Tuhan b’ri
Di dalam hatimu yang suci
Serasa aku tak percaya
Harapan Dia b’ri dalam hidupku
Kita s’lalu berdekatan
Tak terasa kini kan berpisah
Kesatuan hati yang terbuka
Yang membuat kita kuat
Reff :
Persahabatan kan kekal bila Yesus beserta
Persahabatan tak kenal perasaan kecewa
Sampai waktunya tiba, pulang ke rumah Bapa
Waktu hidup tak panjang, Bersahabatlah..!

Seperti makna lagu tersebut, tak peduli berapa lama pun kita hidup di dunia ini, bersahabatlah dengan sesama..! Sebab persahabatan itu akan kekal sampai kita kembali berkumpul di rumah Bapa.


Sahabat yang Belum Percaya

Saudara-saudara yang terkasih di dalam Kristus, jika kita yang percaya kepada Kristus sudah mendapat jaminan dalam kerajaaan sorga, bagaimana dengan sahabat atau teman-teman kita yang belum percaya? Tidakkah kita mengasihi mereka? Maukah kita melihat mereka terus berjalan di dalam kegelapan?

Ini adalah kewajiban kita, saudara-saudari, kita adalah rekan sekerja Allah untuk menyampaikan berita keselamatan, itulah sebabnya kita harus mampu hidup sebagai garam dan terang dunia. Kita harus mampu hidup sebagai contoh bagi mereka, mendoakan mereka senantiasa, dan berusaha untuk memperkenalkan Yesus kepada mereka.

Yakobus 4 :4
Hai kamu, orang-orang yang tidak setia; Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

Banyak orang yang salah menafsirkan ayat diatas dengan tidak berteman dengan orang yang bukan Kristen. Ini pemahaman Alkitab yang salah saudara-saudari. Jika misalnya kita tidak bersahabat dengan mereka yang tidak percaya, bagaimana mereka bisa menyaksikan betapa indah dan setianya kasih Tuhan kita itu? Kita boleh bersahabat dengan siapa saja, hanya saja jangan sampai kita terbawa arus dunia sehingga kita menjadi sama dengan dunia (dalam arti garam menjadi tawar). Kita harus tetap ingat bahwa kita ini adalah anak Allah Bapa, jadi dimanapun kita berada, kita akan tetap menjaga kesucian hidup kita. Jangan sampai jaminan kita dalam kerajaan sorga hilang hanya karena kenikmatan duniawi semata, amin?

Saudara-saudara yang terkasih, biarlah setelah membaca tulisan saya yang sederhana ini, saudara boleh diingatkan kembali akan pentingnya kasih kita terhadap seorang sahabat, baik dia yang sudah percaya maupun belum. Hendaklah kita senantiasa mendoakan mereka dan meminta Tuhan yang menjamah, menolong, dan melindungi mereka. Terpujilah nama Tuhan yang baik dan setia. Amin.